Sistem kamera keamanan telah menjadi bagian vital dari perlindungan aset, properti, hingga keselamatan masyarakat. Namun, banyak sistem masih mengandalkan penyimpanan lokal (on-premise), seperti DVR (Digital Video Recorder) atau NVR (Network Video Recorder). Meskipun dianggap lebih aman karena tidak tergantung pada internet, penyimpanan lokal ternyata menyimpan banyak tantangan yang sering diabaikan.
Tantangan Penyimpanan di Tempat untuk Kamera Keamanan: Risiko yang Perlu Dipahami
1. Keterbatasan Kapasitas Penyimpanan
Sistem penyimpanan lokal sangat bergantung pada kapasitas fisik hard drive atau SSD yang digunakan. Dalam banyak kasus:
-
Video berkualitas tinggi (1080p atau 4K) cepat memenuhi ruang simpan
-
Rekaman hanya dapat disimpan selama beberapa hari/minggu
-
Penambahan kapasitas memerlukan upgrade perangkat keras
📌 Contoh Kasus: Sebuah toko kecil dengan 6 kamera 1080p hanya bisa menyimpan rekaman selama 5 hari di NVR 2TB.
2. Risiko Kerusakan Fisik dan Pencurian
Perangkat penyimpanan lokal rentan terhadap:
-
Pencurian perangkat NVR/DVR saat terjadi perampokan
-
Kerusakan akibat korsleting, air, panas berlebih, atau lonjakan listrik
-
Tidak ada backup otomatis jika perangkat rusak
📉 Hasilnya: seluruh rekaman bisa hilang dalam satu insiden.
3. Keterbatasan Akses Jarak Jauh
Sistem lokal sering tidak memiliki fitur akses real-time melalui internet secara aman:
-
Perlu konfigurasi router dan port forwarding manual
-
Rentan terhadap peretasan jika tidak dikonfigurasi dengan benar
-
Tidak semua sistem memiliki aplikasi mobile bawaan
4. Skalabilitas Sulit dan Mahal
Menambahkan kamera berarti:
-
Harus memastikan NVR/DVR mendukung jumlah kanal tambahan
-
Bisa jadi perlu beli perangkat baru
-
Menambah hard disk internal atau eksternal (biaya tambahan)
📌 Catatan: Penyimpanan lokal tidak elastis seperti cloud yang dapat di-scale on-demand.
5. Pengelolaan dan Maintenance Rumit
Sistem lokal memerlukan:
-
Pemeliharaan perangkat keras (cleaning, suhu, power backup)
-
Penggantian HDD berkala karena aus (biasanya 2–3 tahun)
-
Pemantauan manual jika penyimpanan penuh atau gagal
6. Tidak Ada Redundansi atau Backup Otomatis
Jika terjadi kerusakan HDD/NVR, rekaman yang tersimpan akan hilang sepenuhnya. Tanpa sistem backup:
-
Tidak bisa mengembalikan data rekaman penting
-
Tidak ada proteksi bencana (flood, fire, power loss)
7. Biaya Jangka Panjang Tinggi
Meski tanpa biaya langganan, penyimpanan lokal memiliki biaya tidak langsung:
| Komponen | Biaya |
|---|---|
| Perangkat DVR/NVR | Rp 1.500.000 – Rp 6.000.000+ |
| Hard Disk (1–4 TB) | Rp 500.000 – Rp 2.000.000 |
| UPS (Anti mati listrik) | Rp 600.000 – Rp 1.500.000 |
| Biaya teknisi & perawatan | Rutin per 6 bulan |
Dalam 2–3 tahun, total biaya bisa setara atau melebihi langganan cloud dengan fitur lebih banyak.
Solusi Alternatif: Hybrid atau Cloud
Untuk mengatasi tantangan di atas, banyak bisnis beralih ke:
✅ Hybrid Storage
-
Rekaman disimpan di perangkat lokal dan juga di cloud (untuk event penting)
-
Aman jika terjadi pencurian atau kerusakan
✅ Cloud Storage Penuh
-
Semua rekaman langsung dikirim dan disimpan ke cloud
-
Dapat diakses dari mana saja, bebas risiko perangkat rusak
📌 Pelajari lebih lanjut artikel Cloud Storage untuk Sistem Kamera Keamanan di iBoxnet.
Kesimpulan
Penyimpanan lokal memang menawarkan kontrol penuh, namun datang dengan berbagai keterbatasan dan risiko. Untuk sistem kamera keamanan yang andal dan berkelanjutan, penting bagi pengguna mempertimbangkan solusi cloud atau hybrid yang lebih modern, fleksibel, dan aman.
🔗 Temukan artikel lanjutan dan panduan praktis lainnya tentang keamanan digital hanya di iBoxnet – tempat terbaik untuk solusi teknologi masa kini.

0 Komentar
Tinggalkan komentar yang relevan, sopan, dan tanpa link aktif. Komentar Anda sangat berarti untuk pengembangan konten kami. Hindari spam dan kata-kata kasar. Kami akan merespons pertanyaan secepat mungkin. Terima kasih telah mengunjungi Techcctvid.